
Perdana Menteri Malaysia, YAB Dato’ Seri Anwar Ibrahim, menerima kunjungan Institut Leimena yang diwakili oleh Senior Fellow Institut Leimena, Dr. Alwi Shihab dan Prof. Dr. Amin Abdullah, serta Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, di sela-sela kegiatan Hari Wartawan Nasional Malaysia, di Kuala Lumpur, 14 Juni 2025.
Jakarta, LKLB News – Institut Leimena melakukan kunjungan awal (preliminary visit) ke Kuala Lumpur, Malaysia pada 11-14 Juni 2025 dalam rangka mengupayakan kemitraan untuk program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) di kawasan ASEAN. Dalam kunjungan itu, Institut Leimena mendapatkan kehormatan untuk bertemu langsung dengan Perdana Menteri Malaysia, YAB Dato’ Seri Anwar Ibrahim, dan Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia, Dato’ Seri Diraja Dr. Zamry Abd Kadir.
Kehadiran delegasi Institut Leimena di Malaysia dipimpin oleh Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, bersama Direktur Program Daniel Adipranata, Program Officer Mishael Arviano, dan dua Senior Fellow Institut Leimena, Mantan Menteri Luar Negeri RI, Dr. Alwi Shihab dan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Amin Abdullah.
Dalam pertemuan dengan PM Anwar dan Dr. Zamry, kedua tokoh tersebut memberikan apresiasi tinggi atas program-program Institut Leimena di Indonesia. PM Anwar juga menyambut baik berbagai peluang kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia dalam rangka membangun masyarakat yang inklusif dan kohesif.
Matius Ho mengatakan kunjungan Institut Leimena secara khusus menjadi semakin relevan dengan adopsi ASEAN Vision 2045, yaitu sebuah cetak biru strategis jangka panjang yang disusun negara-negara anggota ASEAN sebagai panduan arah pembangunan kawasan selama 10 tahun ke depan. Dokumen ini kelanjutan dan penyempurnaan dari ASEAN Vision 2025.
“Dalam ASEAN Vision 2045 yang secara resmi diadopsi di Kuala Lumpur tanggal 26 Mei 2025 oleh Malaysia selaku Ketua ASEAN 2025, secara eksplisit disebutkan kata ‘Literasi Keagamaan Lintas Budaya’ atau dalam bahasa Inggris, Cross-Cultural Religious Literacy” kata Matius kepada LKLB News.

PM Malaysia, Anwar Ibrahim, menyambut baik inisiatif Institut Leimena dalam program Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Indonesia.
ASEAN Vision 2045 menyebutkan “cross-cultural religious literacy” dalam Strategic Measure 9.7 untuk menciptakan Komunitas ASEAN yang inklusif dan kohesif sesuai Strategic Goal 9, yang berbunyi “Promote activities and programmes to strengthen the culture of peace, inter alia, respect for diversity, promotion of tolerance and understanding of faith, religion and culture, including through conducting a series of cross-cultural religious literacy programmes …”
Matius menyatakan kunjungan Institut Leimena ke Malaysia bertujuan mengamati konteks lokal dan memperluas jaringan kerja sama yang mendukung pengembangan program LKLB di tingkat regional. Lebih lanjut, kemampuan masyarakat dari latar belakang agama berbeda untuk hidup berdampingan secara damai dan bekerja sama secara produktif adalah elemen kunci dalam pencapaian tujuan ASEAN.
“Dalam rangkaian pertemuan, Institut Leimena juga mendiskusikan peran penting LKLB dalam membentuk identitas bersama ASEAN yang berdasarkan pada tujuan dan nilai-nilai yang saling berbagi sebagaimana tercantum dalam Piagam ASEAN,” lanjutnya.

Makan Malam dengan Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia, Dato’ Seri Diraja Dr. Zambry Abdul Kadir, dihadiri juga Rektor International Islamic University Malaysia (IIUM), Prof. Dr. Osman Bakar, Prof. Imtiyaz Yusuf (Dosen, IIUM), Ahmad Azam Ab Rahman (President WADAH), dan Prof. Dr. Mohamed Azam Mohamed Adil (Dirjen, IKIM), di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Juni 2025.
Selama empat hari, Institut Leimena melakukan pertemuan dengan pimpinan organisasi dan lembaga, yaitu Presiden Wadah Pencerdasan Umat Malaysia (WADAH), Dato’ Haji Ahmad Azam Ab Rahman, Direktur Jenderal Institut Kefahaman Islam Malaysia (IKIM), Prof. Madya Dato’ Dr. Mohamed Azam Mohamed Adil, dan Rektor International Islamic University Malaysia (IIUM) YB Dato’ Prof. Dr. Osman Bakar.
WADAH adalah organisasi masyarakat yang berfokus pada pengembangan pemikiran kritis, pendidikan, dan pemberdayaan umat, sedangkan IKIM merupakan lembaga nasional yang mempromosikan pemahaman Islam moderat, dan IIUM adalah salah satu universitas terkemuka di kawasan Asia Tenggara yang dikenal sebagai pusat kajian Islam internasional.
Penjajakan program LKLB oleh Institut Leimena di kawasan ASEAN sejauh ini sudah dilakukan di beberapa negara seperti Vietnam, Malaysia, Singapura, dan terakhir Filipina. Upaya ini dilakukan untuk mendukung realisasi visi ASEAN melalui kolaborasi konkret lintas negara di Asia Tenggara. [IL/Miz/Chr]