
Para narasumber dan peserta Hybrid Upgrading Workshop (HUW) Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) berjudul “Pengembangan Program dan Modul Ajar yang Memperkuat Kebebasan Beragama dan Supremasi Hukum” di Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Hukum Kementerian Hukum, Semarang, Jawa Tengah, pada 2-4 Mei 2025.
Jakarta, LKLB News – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum Kementerian Hukum Republik Indonesia (Kemenkum RI) bekerja sama dengan Institut Leimena sepakat bersinergi untuk mengadakan pelatihan Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) kepada aparatur sipil negara (ASN) yang bergerak di bidang hukum di seluruh Indonesia.
Kerja sama kedua lembaga diharapkan bisa memperkuat internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam diri ASN bidang hukum, khususnya di Kemenkum RI, agar mampu menjadi agen-agen perekat bangsa yang menjunjung tinggi toleransi dan penghormatan terhadap kemajemukan.
“Ini pertama kali kita melaksanakan program LKLB bersama Institut Leimena, karena kita sudah menandatangani perjanjian kerja sama, yang memang sejalan dengan program-program yang ada di jajaran BPSDM Hukum Kemenkum RI,” kata Kepala BPSDM Hukum Kemenkum RI, Gusti Ayu Putu Suwardani, saat membuka Hybrid Upgrading Workshop (HUW) LKLB berjudul “Pengembangan Program dan Modul Ajar yang Memperkuat Kebebasan Beragama dan Supremasi Hukum” di Badan Pendidikan dan Pelatihan Hukum (Badiklat) Kemenkum, Semarang, Jawa Tengah pada 2-4 Mei 2025.
HUW LKLB merupakan pelatihan lanjutan untuk para guru dan pendidik yang telah mengikuti pelatihan dasar LKLB. Peserta terdiri dari 41 guru dan pendidik yang berasal dari Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan, dan Ambon, dengan latar belakang agama berbeda antara lain Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Keterlibatan BPSDM Hukum dalam HUW LKLB kali ini didasarkan oleh perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani dengan Institut Leimena pada 19 Maret 2025.
Setelah pelaksanaan HUW LKLB, BPSDM Hukum dan Institut Leimena juga akan mengadakan pelatihan LKLB untuk ASN di jajaran Kemenkum tanggal 16-19 Juni mendatang.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum Kementerian Hukum, Gusti Ayu Putu Suwardani, menjadi narasumber kunci dalam HUW LKLB di Badiklat Hukum Jawa Tengah.
Gusti Ayu mengatakan BPSDM Hukum memiliki tugas besar untuk pengembangan SDM yaitu ASN di Kemenkum dan ASN dari kementerian/lembaga yang bergerak di bidang hukum. Dia menambahkan Kemenkum berkewajiban untuk melakukan pelatihan-pelatihan teknis terhadap beberapa jabatan fungsional dalam bidang peraturan perundang-undangan, seperti analis hukum, penyuluh hukum, dan sejumlah pejabat bidang kekayaan intelektual.
Itu sebabnya, Gusti Ayu menyambut baik ajakan Institut Leimena untuk bekerja sama melalui program LKLB yang berfokus kepada peningkatan kompetensi pendidik dan lainnya dalam hal toleransi dan kolaborasi dalam masyarakat majemuk. Dia mengatakan pelatihan LKLB akan menjadi salah satu target BPSDM Hukum untuk para pejabat di bidang hukum, termasuk taruna dan taruni di Politeknik Pengayoman Indonesia.
“Sasaran kita para widyaiswara dan dosen di Politeknik. Ini kena sekali karena target peserta pelatihan tidak hanya di Kemenkum tapi seluruh ASN bidang hukum di Indonesia. Ini luar biasa banyaknya analis hukum, perancang peraturan perundang-undangan, dan penyuluh hukum di seluruh Indonesia,” ucap Gusti Ayu.
Menurutnya, pendekatan LKLB sangat sejalan dengan program-program BPSDM Hukum untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila, yang juga merupakan Asta Cita pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka yaitu memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan HAM.
“Kami inginkan setiap materi program bisa in line, diinternalisasikan dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, itulah inti dari LKLB dan ini yang coba kita arahkan. Jadi bicara Pancasila, kita sudah dapat implementasikan sila pertama melalui LKLB ini,” kata Gusti Ayu.

Pelaksanaan HUW LKLB di Semarang, Jawa Tengah, awal Mei ini menjadi istimewa karena kehadiran observer akademisi dari Ho Chi Minh National Academy of Politics.
Kehadiran Akademisi Vietnam
Program Manager Institut Leimena, Julinar Sinaga, mengatakan HUW LKLB kali ini menjadi istimewa karena kolaborasi langsung dengan pemerintah yaitu BPSDM Kemenkum. Selain itu, HUW LKLB ini juga menarik perhatian internasional, dengan kehadiran langsung para akademisi dari Ho Chi Minh National Academy of Politics yang melakukan observasi.
Dia berharap dengan adanya kegiatan ini, nilail-nilai toleransi, keberagaman, penghormatan pada perbedaan, bisa terus dikembangkan dan diteruskan kepada peserta didik di sekolah masing-masing.
“Ini merupakan kebanggaan karena program LKLB menjadi contoh praktik baik yang akan dikembangkan di negara lain,” ungkap Julinar.
Sementara itu, Direktur Eksekutif CENTRA Initiative dan penulis modul HUW LKLB, Muhammad Hafiz, penulis modul untuk lokakarya ini, dalam sambutannya mengajak peserta untuk saling memahami satu sama lain agar dapat bertoleransi dan berkolaborasi.
“Literasi Keagamaan Lintas Budaya tidak lepas dari tiga hal: head to head, heart to heart, dan hand to hand, head to head berarti kemauan untuk saling memahami, ketika sudah saling memahami, akan muncul empati, heart to heart, dan dari situ akan muncul aksi kolaboratif, atau hand to hand,” ujar Hafiz. [IL/Zul/Chr]