Oleh: Hesti Litiloly

Tulisan ini akan membahas tentang relevansi literasi keagamaan lintas budaya (LKLB) dalam dunia pendidikan. Istilah literasi merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan pada setiap individu dalam hal membaca, menulis, berhitung, dan berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Dalam LKLB, program ini bertujuan menguatkan eksistensi dan kolaborasi damai antaragama di Indonesia melalui peran pendidik baik guru madrasah dan sekolah umum maupun penyuluh agama.

Perubahan yang terjadi dari masa ke masa khususnya perkembangan teknologi yang pesat telah membuat generasi anak-anak bangsa Indonesia bisa melupakan “adab”.  Pandemi semakin mempercepat penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan. Pasalnya, di masa pandemi guru dan siswa belajar secara daring dengan menggunakan alat komunikasi seperti telepon pintar dan laptop. 

Meskipun banyak pertanyaan dan kritik dari proses pembelajaran daring, salah satunya adalah keterbatasan guru untuk menyampaikan pengetahuan secara komprehensif sebagaimana bisa dilakukan lewat tatap muka, namun siswa bisa memiliki pengetahuan lebih banyak dengan berselancar di internet.

Teknologi juga memungkinkan kita mengenal beragam budaya di Indonesia maupun luar negeri. Indonesia sendiri mempunyai banyak budaya antara lain adat istiadat atau tradisi, makanan khas, bahasa daerah, dan lainnya. Meskipun beragam, masyarakat Indonesia tetap bisa hidup dalalm toleransi satu sama lain. 

Salah satu contoh kerukunan antar umat beragama terjadi di Maluku. Dalam bahasa Maluku disebut hidup “orang basudara” atau “Pela Gandong”. Dalam filosofi “Pela Gandong”, hidup antar umat beragama dijunjung tinggi oleh setiap masyarakat Maluku dalam wujud perjanjian hubungan antar satu negeri (sebutan untuk kampung atau desa) dengan negeri lainnya. Hidup bersama antar umat beragama di Maluku sangatlah harmonis karena konsep hidup orang basudara di Maluku yaitu “Ale rasa beta rasa, sagu salempeng di patah dua, cubit di situ rasa di sini.” Artinya, semua sama-sama merasakan sakit atau kesusahan dan sama-sama merasakan kesenangan. Itulah sedikit gambaran tentang hidup orang bersaudara di Maluku. 

Kita sebagai pendidik dan orangtua perlu menanamkan ilmu agama dan adab kepada anak didik kita sejak dini. Tujuannya agar mereka bisa berinteraksi dengan teman dan dalam masyarakat dengan baik dan sopan. Anak-anak diharapkan bisa berkomunikasi, bergaul, dan bertingkah laku secara baik terhadap guru, orangtua, dan teman sesama agama maupun berbeda agama agar tercipta kerukunan hidup antar umat beragama.

Kita berharap anak didik kita menjadi anak-anak bangsa yang berakhlak baik, menjadi tunas-tunas harapan bangsa di masa depan karena pendidikan adalah wahana yang penting untuk mencapai kebajikan dalam hubungan lintas agama dan budaya, baik di sekolah maupun di masyarakat. 

Anak diajarkan untuk saling berinteraksi dengan teman sesama dan berbeda agama secara baik agar terjalin hubungan serta ikatan yang baik. Sistem pendidikan dapat dikatakan relevan jika kita sebagai guru, orangtua, dan masyarakat dapat menjadi teladan dan menjadi panutan yang baik bagi anak-anak dan peserta didik kita baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. 

Relevansi pendidikan dalam LKLB dapat ditinjau dari tiga aspek antara lain aspek yang pertama relevansi pendidikan di lingkungan sekolah yang di mana menjadi tanggung jawab dan tugas guru untuk mendidik para siswanya agar menjadi anak yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Relevansi kedua adalah dalam lingkungan masyarakat yaitu di harapkan untuk sistem pendidikan ini dapat memberikan bekal kemampuan dalam bergaul dan beradaptasi dengan baik dalam lingkungannya.

Sedangkan, relevansi ketiga yakni pendidikan dengan perkembangan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang sistem pendidikan masa kini dan masa yang akan datang ini merupakan sistem di mana untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan perubahan dalam tuntutan kehidupan akibat perubahan zaman pada masa yang akan datang. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa relevansi adalah keterkaitan atau kesesuaian antara pendidikan dalam dunia sekolah yang diatur dalam menghadapi perkembangan tuntutan hidup yang ada di masyarakat. 

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa relevansi adalah keterkaitan atau kesesuaian antara pendidikan dalam dunia sekolah, dan lingkungan masyarakat untuk berperan  bersama dalam mengembangkan dunia pendidikan.

Semua relevansi LKLB dalam dunia pendidikan tersebut sangat erat kaitannya satu sama lain. Untuk itu kita sebagai pendidik dan orang tua untuk sedari dini menanamkan ilmu agama dan adab kepada anak didik kita, agar dapat memahami dan berinteraksi dengan guru, orangtua, teman, dan masyarakat di lingkungan mereka. Anak-anak kita diharapkan bisa bergaul dengan dengan baik an sopan kepada semua orang, baik seagama atau berbeda agama. Pendidikan adalah wahana yang penting untuk mendidik serta membina dan membimbing putra-putri bangsa untuk menuju masa depan gemilang termasuk dalam relasi dengan orang lain.

Kita berharap anak didik kita menjadi anak-anak bangsa yang berakhlak baik, menjadi tunas-tunas harapan bangsa di masa depan karena pendidikan adalah wahana yang penting untuk mencapai kebajikan dalam hubungan lintas agama dan budaya, baik di sekolah maupun di masyarakat.

Profil Penulis

Hesti Litiloly

Alumni LKLB Angkatan 33

Guru MI Muhammadiyah Luhu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *