Sejumlah peserta Sesi 1 Pelatihan Menulis Alumni LKLB pada 11 Juli 2023.
Jakarta, LKLB News – Sebanyak 208 alumni program pelatihan Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) mengikuti pelatihan menulis yang diadakan oleh Institut Leimena dalam rangka mengembangkan komunitas dan keterlibatan alumni untuk menyuarakan nilai-nilai LKLB dalam masyarakat. Lewat pelatihan ini, para peserta didorong untuk menghasilkan karya tulis terbaik yang nantinya akan diterbitkan sebagai Buku Antologi Esai bertemakan LKLB.
Pelatihan menulis alumni LKLB diadakan secara daring dalam dua sesi utama yaitu teori dan praktik. Tidak hanya dibekali materi, para peserta juga mendapatkan pendampingan mentor yang dibagi dalam 14 kelompok kecil.
“Minat alumni LKLB terhadap pelatihan menulis ini sangat besar terlihat dari kehadiran Sesi 1 pada 11 Juli lalu sampai lebih dari 70% dari total pendaftar dan rata-rata peserta mengikuti sesi dari awal sampai akhir,” kata Program Officer Institut Leimena, Julinar Sinaga.
Pelatihan menulis untuk alumni LKLB ini secara khusus bertujuan mengasah talenta-talenta alumni dalam bidang penulisan. Lewat kegiatan ini diharapkan terbentuk sebuah komunitas pembelajar (learning community) LKLB yang berkelanjutan.
Pelatihan dibagi menjadi 2 sesi terdiri dari sesi teori dan sesi praktik. Tidak hanya dibekali materi, peserta juga mendapatkan pendampingan mentor untuk pengerjaan tulisan dalam 14 kelompok kecil.
Para peserta pelatihan diminta menuliskan esai sepanjang 700-1.000 kata dalam 4 pilihan tema yaitu Aku dan LKLB, Praktik Baik LKLB di Sekolah, Tantangan LKLB di Indonesia, dan Relevansi LKLB dalam Dunia Pendidikan. Tulisan akan dievaluasi oleh mentor yang sebagian besar adalah alumni LKLB yang sudah berpengalaman dalam dunia tulis menulis.
Peserta yang mengikuti 2 sesi pelatihan secara penuh dan mengirimkan tulisan sampai tahap revisi final akan memperoleh keuntungan sebagai berikut, yaitu sertifikat 32 jam pelajaran dan tulisannya akan dipublikasikan di situs LKLB. Sedangkan tulisan yang masuk dalam Buku Antologi Esai merupakan karya-karya esai peserta yang sudah diseleksi dan dinilai oleh panitia.
Sesi 1 Pelatihan Menulis membahas tentang teori menulis antara lain bagaimana mendapatkan ide dan langkah-langkah menulis.
Refleksi Kritis
Salah satu mentor sekaligus narasumber pelatihan, Arif Yudistira, mengatakan pelatihan menulis untuk alumni LKLB memberi dampak kepada peserta tentang pentingnya berbagi praktik baik dan refleksi kritis tentang LKLB, serta pengaruhnya dalam “kacamata” lebih dekat.
“Para peserta pelatihan dapat merefleksikan materi LKLB dengan kehidupan praktis mereka sehari-hari sebagai seorang pendidik. Mereka bisa mengeksplorasi sekaligus menginspirasi pembaca tentang LKLB dan peranannya dalam kehidupan Indonesia yang berbhinneka,” kata Arif saat dihubungi oleh LKLB News, Selasa (18/7/2023).
Menurut Arif, buku yang diterbitkan lewat pelatihan menulis ini nantinya bukan hanya menjadi ruang bagi gagasan para alumni LKLB, tetapi juga dokumentasi atau arsip penting dari pembacaan para guru atas LKLB dalam kehidupan mereka sehari-hari di sekolah, masyarakat, maupun negara secara lebih luas.
“Komunitas menulis ini akan saling bertumbuh, belajar, dan menginpsirasi dengan mempraktikan nilai-nilai LKLB,” lanjutnya.
Para mentor pelatihan menulis sebagian besar adalah alumni yang sudah berpengalaman di dunia tulis menulis.
Arif, yang merupakan Guru SD MBS Prambanan Yogyakarta, bersama dua alumni LKLB lainnya, yaitu Kepala SMK Al-Achyar Banyuwangi, Zulfar Rohman, dan Guru MAN 3 Kediri, Fatwa Nur Azizah, menjadi inisiator untuk pelatihan menulis ini.
Sedangkan, alumni LKLB yang menjadi mentor pelatihan adalah Zetty Azizatun Ni’mah (Waka Humas MAN 1 Kediri), Afruzana (Guru MTs Muhammadiyah 13 Tanjung Morawa Sumatera Utara), Muhammad Syawal (Guru SMA Sukma Bangsa Aceh Barat), Ilham Sopu (Kepala Madrasah MA Nuhiyah Pambusuang Sulawesi Barat), Khalil Nurul Islam (Pimpinan Ponpes Matahari), Agus Anggoro Seto (Penyuluh Agama KUA Manguharjo), Drei Herba T (Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Genteng), Berty Kristina Napitupulu (Guru Sekolah Kristen IPEKA), Ahmad Paishal Amin (Guru MAN 4 Banjar), dan Salahuddin Abdul Rahman (Guru UPT SMAN 4 Enrekang). [IL/Chr]