Jakarta, 11 April 2022 – Sebanyak 73 ulama yang tergabung dalam program Pendidikan Kader Ulama (PKU) Masjid Istiqlal menjadi peserta dalam program internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB). Integrasi program PKU dan LKLB ini diharapkan semakin memperkuat peran strategis ulama dalam membangun kolaborasi damai antar umat beragama di Indonesia.
Program PKU sendiri adalah program beasiswa setara S2 dan S3 yang dibiayai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan. PKU bertujuan mencetak kader ulama profesional yang berakhlak mulia dan berpandangan moderat sehingga dapat menjadi rujukan umat baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Sejalan dengan itu, program internasional LKLB yang diadakan oleh Institut Leimena dan berbagai mitra termasuk Masjid Istiqlal, bertujuan membangun rasa saling memahami, menghormati, dan persahabatan tulus antarumat beragama agar dapat bekerja sama untuk menghadapi berbagai tantangan nasional maupun global.
“Program LKLB kali ini cukup spesial karena seluruh peserta berasal dari satu program di Masjid Istiqlal yaitu PKU dan PKU Perempuan yang setara mahasiswa jenjang S2 dan S3,” kata Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI), Farid F Saenong, saat pembukaan program pada Senin (7/3/2022).
Farid mengatakan program LKLB semakin berkembang dari sebelumnya hanya diikuti guru madrasah/pesantren, kini semakin luas kepada kader ulama dalam program PKU. Dalam kelas ini, materi LKLB dijadikan satu mata kuliah khusus bernama Kajian Lintas Agama.
“Sebelumnya, peserta program LKLB yang dilaksanakan bersama Masjid Istiqlal adalah para guru madrasah, pesantren, atau guru mata pelajaran agama Islam di sekolah. Dengan adanya program PKU di Masjid Istiqlal, maka kita gandengkan lagi dengan program LKLB,” ujar Farid.
Menurut Farid, integrasi program PKU dan LKLB akan memberikan nilai tambah kepada para kader ulama. Mereka bisa semakin memperluas jaringan dan mendapatkan pemahaman LKLB dalam konteks yang berbeda-beda.
“Peserta akan mendapatkan banyak benefit dari kegiatan ini, termasuk pengetahuan, pengalaman, atau khazanah baru terkait literasi keagamaan lintas budaya,” ujarnya.
Sejumlah peserta Pendidikan Kader Ulama (PKU) yang mengikuti program internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB).
Terobosan
Kelas LKLB oleh peserta PKU telah dilaksanakan pada 7-11 Maret 2022 secara virtual dan pembelajaran mandiri lewat talent management system (LMS). Kader ulama dibekali tiga kompetensi dasar LKLB yaitu kompetensi pribadi (memahami ajaran agama masing-masing dalam berhubungan dengan orang lain yang berbeda agama), kompetensi komparatif (memahami agama lain dalam menghadapi orang yang berbeda), dan kompetensi kolaboratif (mencari titik temu untuk membangun kerja sama dan kolaborasi antaragama).
Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, menyatakan kelas perdana LKLB yang diikuti peserta PKU adalah terobosan bagi umat Muslim maupun umat beragama di Indonesia.
“Tidak hanya program PKU sendiri yang inovatif, tapi ini juga menunjukkan pentingnya kajian lintas agama menjadi bagian dari pendidikan kader ulama,” ujar Matius.
Matius mengatakan integrasi PKU dan LKLB telah menunjukkan kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai bagian dari masyarakat majemuk dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang Berbhineka Tunggal Ika dan berlandaskan Pancasila.
“Langkah ini memang sejalan dengan apa yang saya ketahui tentang ‘The New Istiqlal’ yang semakin aktif dan inovatif memperbanyak ruang-ruang perjumpaan antar sesama manusia berbeda agama dan kepercayaan,” kata Matius.
Kerja sama program LKLB antara Masjid Istiqlal dan Institut Leimena sudah diadakan untuk 5 angkatan dengan total peserta sebanyak 476 orang, termasuk 73 orang diantaranya (angkatan terakhir) adalah peserta dari PKU. Direncanakan, program LKLB selanjutnya antara Masjid Istiqlal dan Institut Leimena akan mengundang peserta dari Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM). (IL/Chr)