Duta Besar Austria untuk Indonesia, Dr. Thomas Loidl (berdiri), menyampaikan sambutan saat membuka Roundtable Discussion on Cross-Cultural Religious Literacy atau dalam bahasa Indonesia, Literasi Keagamaan Lintas Budaya, di Kedutaan Besar Austria, Jakarta, 14 Mei 2025.

Jakarta, LKLB NewsKedutaan Besar Austria di Jakarta dan Institut Leimena berkolaborasi mengadakan Roundtable Discussion on Cross-Cultural Religious Literacy: Building Social Capital Through Interreligious Dialogues, hari Rabu, 14 Mei 2025. Acara ini menghadirkan panelis dari tokoh agama Indonesia, yang membahas mengenai upaya membangun kohesi sosial di tengah tantangan dunia yang terpolarisasi dan rentan terhadap perpecahan.

Diskusi bertujuan memberikan kesempatan bertukar pengalaman dan pembelajaran, serta memberikan perspektif bermakna dari Indonesia yang berhasil dalam melaksanakan program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) sejak tahun 2021. Peserta yang hadir terdiri dari 17 perwakilan kedutaan besar negara-negara Uni Eropa dan lainnya di Jakarta.

“Di dunia kita yang semakin terpecah dan terpolarisasi, dialog antaragama dan antarbudaya lebih dibutuhkan dari sebelumnya sebagai informasi bagi kebijakan nasional dan kerja sama internasional kita. Forum ini berkontribusi untuk upaya penting tersebut,” kata Duta Besar Austria untuk Indonesia, Dr. Thomas Loidl, saat menyampaikan sambutan untuk membuka acara di Kedutaan Besar Austria, Jakarta.

Guru Besar Filsafat dari Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Romo Dr. Franz Magnis-Suseno, bersama Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Ani Nigeriawati, Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, dan Duta Besar Austria untuk Indonesia, Dr. Thomas Loidl.

Tokoh agama yang hadir adalah Guru Besar Filsafat dari Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Romo Dr. Franz Magnis-Suseno, Mantan Menteri Luar Negeri dan Mantan Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Dr. Alwi Shihab, dan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Dr. Amin Abdullah.

Hadir pula, Direktur Diplomasi Publik Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri RI, Ani Nigeriawati, Koordinator Staf Khusus Menteri Agama RI, Farid F. Saenong, dan Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho.

Meskipun Austria dan Indonesia memiliki perbedaan karakteristik dan jarak geografis yang jauh, namun kedua negara memiliki kesamaan nilai dalam penghormatan terhadap perbedaan agama dan budaya. Kementerian Luar Negeri Austria pada 2007 telah membentuk gugus tugas untuk dialog antaragama dan antarbudaya, dimana Indonesia menjadi salah satu negara mitra pertama yang terlibat sejak 2010. Yang terbaru, dialog antaragama ke-8 antara Austria dan Indonesia dilaksanakan di Jakarta dan Bandung pada Juli 2024.

Para peserta dan narasumber Roundtable Discussion on Cross-Cultural Religious Literacy: Building Social Capital Through Interreligious Dialogues.

Sejalan dengan itu, kesuksesan Indonesia melaksanakan program LKLB menjadi contoh nyata bagi dunia mengenai upaya membangun modal sosial, yaitu rasa saling percaya antar penganut agama berbeda. Program LKLB sejauh ini diikuti lebih dari 10.000 guru dari 38 provinsi di Indonesia. Keberhasilan program LKLB tidak lepas dari kerja sama Institut Leimena bersama lebih dari 30 mitra terdiri dari lembaga pendidikan, organisasi keagamaan, dan pemerintah termasuk Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

Diskusi yang dipandu oleh Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Austria di Jakarta, Michael Wislocki, selama sekitar 2,5 jam, berlangsung sangat produktif dan mendapatkan respons positif dari peserta yang hadir. Sebagai negara kepulauan dengan perbedaan agama, suku, dan budaya yang sangat kompleks, pengalaman Indonesia mengelola keberagaman telah menjadi teladan berharga bagi banyak negara. [IL/Chr]