Finalis Y20 Award 2022 dan Ketua OSIS SMA Regina Pacis Surakarta, BRAj. Gayatri Kusumawardhani.
Jakarta, LKLB News – Sumpah Pemuda merupakan fondasi penting bagi kemerdekaan Indonesia yang berasal dari perjuangan para pemuda untuk bersatu tanpa mengedepankan kepentingan kelompok, suku, atau agamanya masing-masing. Dalam merefleksikan Hari Sumpah Pemuda, BRAj. Gayatri Kusumawardhani, tokoh muda berprestasi yang merupakan Finalis Y20 Award 2022, mengatakan semangat persatuan harus senantiasa diutamakan di tengah kemajemukan Indonesia.
Gayatri saat ini menjabat Ketua OSIS SMA Regina Pacis Surakarta dan sedang berada di Amerika Serikat sebagai penerima beasiswa Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (YES) Program. Dia mengungkapkan pengalamannya sebagai minoritas bahkan “pemimpin Muslim” di sekolah Katolik memberikan pelajaran berharga untuk melihat sudut pandang orang lain dan menilai tinggi keberagaman. Gayatri berasal dari lingkungan keluarga Keraton Solo yang kental dengan kebudayaan keraton, namun keluarganya selalu mengedepankan nilai-nilai keterbukaan.
“Pengalaman saya hampir satu tahun menjabat ketua OSIS di sekolah Katolik sebagai seorang Muslim, saya betul-betul belajar apa itu artinya memahami dan apa itu arti toleransi,” kata Gayatri dalam Webinar Internasional bertajuk “Sumpah Pemuda dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya: Merekat Perbedaan, Menjalin Kemanusiaan”, Rabu (26/10/2022) malam.
Gayatri bersama OSIS SMA Regina Pacis Surakarta telah menginisiasi berdirinya Rumah Baca Nawala di halaman Balai Kota Surakarta. Proyek yang terpilih sebagai finalis Y20 Award 2022 itu bermisi menjembatani kesenjangan literasi di Surakarta.
Y20 Award 2022 adalah pengakuan khusus bagi para pemimpin muda (baik individu maupun kelompok) di negara-negara G20 dan di luarnya karena telah berkarya lewat proyek/program ketenagakerjaan muda, transformasi digital, planet yang berkelanjutan dan layak huni, serta keragaman. Penghargaan ini merupakan program baru yang diselenggarakan oleh Kepresidenan Indonesia Y20 2022.
“Saya berusaha untuk selalu berangkat dengan semangat persatuan. Dengan semangat persatuan, saya mengesampingkan yang menjadi akar masalah perpecahan yaitu prejudice (prasangka), asumsi, dan stereotip, sebaliknya mengedepankan keterbukaan atas perbedaan,” kata Gayatri.
Rumah Baca Nawala resmi berdiri pada September 2021 dan saat ini sudah memiliki delapan rak buku. Menurut Gayatri, konsep rumah baca tersebut adalah siapa pun boleh menyumbang dan meminjam buku kapan saja.
Para pelajar sedang membaca buku di Rumah Baca Nawala yang terletak di Balai Kota Solo (sumber Solopos.com).
Unity is Our Strength
Gayatri mengaku sempat terdiam ketika Pembina OSIS di SMA Regina Pacis Surakarta menawarkannya kesempatan sebagai calon ketua OSIS. Menurutnya, hal tersebut tidak biasa karena dia adalah seorang Muslim. Namun, setelah terpilih dan menjalani satu tahun jabatan ketua OSIS, dia justru semakin memahami kekuatan Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Gayatri bekerja sama dengan rekan-rekannya di OSIS dalam merancang program. “Ketika ada program kerja terkait keagamaan (Katolik), teman-teman selalu konsultasi ke saya mengenai konsep, tapi terkait konteks, teman-teman Katolik juga senang hati membantu,” katanya.
Selain Rumah Baca Nawala, Gayatri dan rekan-rekannya di OSIS SMA Regina Pacis juga berhasil mengadakan proyek berbagi 1.000 takjil saat Bulan Ramadhan kepada komunitas-komunitas di Kota Surakarta.
“Menjadi pemimpin Muslim di sekolah Katolik, saya belajar bahwa unity is our strength and diversity is our power atau dikenal Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
G20 Analyst dan Co-founder Indonesian Youth Diplomacy (IYD), Gracia Paramitha, Ph.D.
Sementara itu, G20 Analyst dan Co-founder Indonesian Youth Diplomacy (IYD), Gracia Paramitha, Ph.D., mengatakan generasi muda dalam konteks Indonesia masa kini dan global memiliki peran besar membawa semangat Sumpah Pemuda untuk menginspirasi pembangunan modern. Menurutnya, era teknologi bisa memicu kreativitas pemuda untuk untuk membuat inovasi dan terobosan baru.
Di sisi lain, Gracia mengingatkan para pemuda agar mewaspadai ancaman kekinian seperti stereotip atau keinginan berlebihan untuk menunjukkan identitas atau jati diri. Selain itu, para pemuda juga menghadapi tantangan disinformasi yang masif terutama di media sosial.
“Makna Sumpah Pemuda sebenarnya kuncinya adalah persatuan. Artinya, sebelum menjunjung tinggi identitas diri, maka kita perlu menjunjung tinggi kebersamaan. Spirit of togetherness, bagaimana kita bersama-sama mengesampingkan ego, identitas kita, dan mengelola perbedaan,” kata Gracia yang juga penggagas Y20 Award 2022.
Kabid Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal, Dr. Faried F Saenong, Finalis Y20 Awards 2022 dari Pakistan, Faisal Ilyas, dan moderator Karim Bakri.
Finalis Y20 Awards 2022 dari Pakistan, Faisal Ilyas, mengatakan Pakistan menghadapi banyak tantangan seperti pengangguran, nutrisi rendah, kekerasan, ekstremisme, dan terakhir bencana banjir besar. “Orang-orang muda memainkan peran sangat penting untuk menyelamatkan orang-orang yang terdampak,” katanya.
Kabid Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal, Dr. Faried F Saenong, mengatakan tiga nilai inti dalam Sumpah Pemuda adalah inklusivitas, konektivitas, dan kontra kolonialisme. (IL/Chr)