Kompetisi Literasi Keagamaan Lintas Budaya untuk tiga kategori yaitu penulisan esai, merancang rencana pelaksanaan pembelajaran, dan merancang program kegiatan siswa.
Jakarta, LKLB News – Program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) telah menjadi inspirasi para guru alumni LKLB untuk menghasilkan sejumlah karya kreatif yang mendukung proses pembelajaran di dalam kelas. Partisipasi aktif para guru alumni LKLB terlihat dari terkumpulnya 437 karya kompetisi dari 363 peserta yang ikut serta dalam 3 kategori kompetisi yaitu menulis esai, merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan merancang program kegiatan siswa.
Dari hasil seleksi tim juri, sebanyak 54 peserta telah diumumkan sebagai pemenang pada 10 Juli 2022. Para pemenang setiap kategori mendapatkan hadiah untuk juara I, II, dan III, serta 15 juara harapan. Kompetisi LKLB ini diikuti para guru peserta program LKLB periode Oktober 2021-April 2022 (Angkatan 1-15). Total terdapat 437 karya kompetisi terdiri dari 104 karya esai, 153 karya RPP, dan 207 karya program kegiatan siswa.
Koordinator Program Alumni LKLB Daniel Adipranata mengatakan kegiatan kompetisi LKLB merupakan tindak lanjut dari pelatihan LKLB yang diadakan secara daring selama 5 hari.
“Tujuan kompetisi ini, antara lain untuk mendorong para alumni mengingat materi dari pelatihan LKLB dan berpikir lebih dalam terutama dari segi penerapannya di kelas,” ujar Daniel kepada LKLB News, baru-baru ini.
Daniel mengatakan tujuan lain yang diharapkan adalah para guru alumni LKLB juga terdorong untuk mengembangkan suatu gagasan dan pemikiran kritis tentang praktik LKLB dalam konteks madarasah atau sekolah.
“Selain itu mendorong alumni menyusun RPP dan program kegiatan siswa untuk memperkenalkan atau menerapkan LKLB kepada peserta didik,” ujarnya.
Beberapa contoh karya pemenang kompetisi diantaranya esai yang ditulis oleh Kepala Madrasah MA 1 Muhammadiyah Weleri, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Romanto (01170) berjudul “Merindu Sekolah Inklusif Berbasis Literasi Keagamaan Lintas Budaya”. Karya yang menegaskan pentingnya peranan guru berwawasan LKLB itu berhasil meraih juara II.
Romanto lewat esainya menyebut sekolah sebagai ruang bersama yang memungkinkan untuk membangun jembatan kokoh antar pemeluk agama. Di sisi lain, sekolah juga berpotensi sebagai tempat terjadinya konflik antar pemeluk agama, sehingga dibutuhkan dukungan ekosistem yang menghargai keberagaman mulai dari kepala sekolah, guru, dan siswa itu sendiri.
“Mereka setiap guru agama mesti memiliki wacana yang cukup tentang perbedaan antar agama, sehingga bisa menanamkan pemahaman yang benar kepada anak didiknya bagaimana menerapkan sikap toleransi dalam kehidupan berbangsa kita,” kata Romanto yang merupakan mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Publikasi pemenang kompetisi LKLB di media.
Sementara itu, Juara I kategori merancang program kegiatan siswa, Guru Kelompok Bermain Istiqlal Jakarta, Sofiyani (11105), membuat program kreatif dalam rangka Hari Anak Nasional bertema “Aku Anak Indonesia, Bangga Berbhineka”. Program ini mengusung kerja sama antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral dengan mengajak anak-anak dari Kelompok Bermain Istiqlal dan Sekolah Santa Ursula untuk berkolaborasi dengan bermain bersama.
Contoh lainnya adalah karya dari Guru MTs 6 Karanganyar, Nurul Hidayati (03134), yang meraih juara I kategori merancang RPP. Nurul memberi judul RPP yang disusunnya Modul Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas IX “Toleransi Beragama Islam Lintas Budaya”.
Dalam RPP tersebut, Nurul membagi materi menjadi 4 yaitu pengertian toleransi beragama, tujuan toleransi beragama, kompetensi dalam toleransi beragama, dan manfaat toleransi beragama. Dia juga merencanakan kegiatan siswa berupa diskusi kelompok untuk membahas tentang perbedaan mencampuradukkan agama dengan toleransi beragama. Pembelajaran juga diisi dengan praktik mengamati gambar-gambar aktivitas toleransi beragama lalu siswa menjelaskan di depan kelas.
Salah satu karya kompetisi esai LKLB dengan judul “Inovasi Media Komik sebagai Upaya Pengenalan LKLB kepada Peserta Didik di Sekolah Dasar”
Memicu Kreativitas Guru
Salah satu juri kompetisi menulis esai yakni jurnalis Kantor Berita Antara, Desca Lidya Natalia, mengatakan kompetisi LKLB sangat baik untuk memicu kreativitas guru dalam menuliskan pemikiran dan program mengenai LKLB. Dia mengatakan esai yang ditulis para guru peserta kompetisi memperlihatkan bahwa program LKLB bermanfaat untuk Indonesia.
“Esai dari para guru bisa dimanfaatkan lebih lanjut untuk pengembangan program LKLB karena di dalamnya ada beberapa masukan dari guru juga,” kata Desca.
Desca menambahkan para guru sudah memahami tentang keberagaman dan toleransi sehingga mereka bisa menerima dengan baik konsep LKLB. “Dari tulisan-tulisan yang ada menyebut LKLB bermanfaat untuk Indonesia yang beragam karena banyaknya perbedaan sehingga membutuhkan adanya ikatan,” lanjutnya.
Kompetisi LKLB melibatkan para juri yang kompeten di bidangnya, yaitu kompetisi menulis esai terdiri dari Desca Lidya Natalia (jurnalis Kantor Berita Antara), Dr. Muhbib Abdul Wahab (Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), dan Prof. Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin (Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI).
Sedangkan, juri kompetisi merancang RPP adalah Apsiyah Kasdini (penulis lepas Mubadalah), Hasnan Bachtiar (Dosen Hukum Internasional dan Filsafat Hukum Islam, Universitas Muhammadiyah Malang), dan Yayah Khisbiyah (Associate Professor & Dosen Tetap Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Untuk juri kompetisi merancang kegiatan siswa adalah Idaul Hasanah (Dosen Hukum Islam, Universitas Muhammadiyah Malang), Imroatus Solihah (Research Fellow, Universitas Muhammadiyah Malang), dan Dr. Iklilah Muzayyanah Dini Fajriyah (Dosen Kajian Gender Universitas Indonesia). Daftar pemenang kompetisi LKLB bisa dilihat pada tautan https://lklb.org/kompetisi/ [IL/Chr]