Oleh Amalia Hasanah

Apakah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) berperan dalam penguatan Islam moderat di madrasah? Jawabannya bisa ya dan tidak, tergantung pada bagaimana pembinaan terhadap organisasi tersebut. OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi sah siswa di sekolah, dimana setiap sekolah memiliki kewajiban untuk membentuk OSIS masing-masing. OSIS memiliki tujuan menampung ide, kreativitas, pandangan, minat dan bakat siswa, serta meningkatkan sikap, jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan di antara para siswa. Selain itu, OSIS juga menjadi sarana komunikasi, bertukar gagasan dan berpendapat sehingga siswa dapat secara aktif mendukung proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. OSIS juga berperan sebagai sarana komunikasi, bertukar gagasan dan berpendapat yang nantinya dapat memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan berpikir dan melatih keterampilan pengambilan keputusan siswa.

Untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah, dikarenakan beragamnya latar belakang organisasi keagamaan yang diikuti oleh siswa. Sebut saja seperti NU, Muhammadiyah, MTA, LDII, dan lain-lain. Disinilah peran OSIS dibutuhkan untuk merangkul seluruh siswa dan menghindari konflik. Konflik berlatar belakang agama dapat menimpa siapa saja: baik dalam lingkup kelompok sesama agama dan dalam lingkup agama yang berbeda. Biasanya, hal tersebut terjadi karena seseorang menutup diri terhadap pemahaman dan pemandangan orang lain, merasa benar sendiri, dan sikap saling salah menyalahkan. 

Munculnya kelompok radikalisme, cukup menjadi berita akhir-akhir ini. Kelompok radikal yang intoleran sangat mudah dalam mengkafirkan seseorang dan memudahkan mengbid’ahkan apapun, sehingga konflik dan permusuhan dimunculkan di dalam kelompok yang memiliki kesepahaman tak sama. Ajaran tersebut di dalam Islam bertolak belakang dengan Islam karena sejatinya Islam memiliki sifat yang universal, penyebar persaudaraan, penyebar perdamaian, serta memiliki toleransi. 

Surat QS. Al-Anbiya ayat 107 menegaskan bahwa nabi Muhammad saw. diutus sebagai Rahmat bagi seluruh makhluk. Rahmat ini tidak hanya untuk manusia saja, tetapi juga untuk semua makhluk di dunia. Ajaran yang dibawa nabi Muhammad saw. yang penuh perdamaian, keadilan dan kasih sayang dimaksudkan untuk membawa rahmat dan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Ayat tersebut menjelaskan sifat universal dari misi nabi Muhammad SAW. yakni tidak terbatas pada waktu, tempat atau orang tertentu, namun untuk kepentingan seluruh umat manusia. Hal tersebut menekankan pentingnya kasih sayang, kebaikan, dan belas kasihan dalam berurusan dengan orang lain.

Peran berbagai pihak, salah satunya adalah OSIS, sangat penting untuk melakukan pengelolaan dalam kehidupan beragama agar tercipta sebuah kedamaian dan kerukunan di lingkungan sekolah yang nantinya akan terbawa ke masyarakat. Ketika kehidupan beragama dijalankan dengan menghargai sebuah penafsiran dan pemahaman yang berbeda, moderasi agama yang diutamakan, serta tidak terjebak di tindakan kekerasan, sikap ekstrem, dan intoleran. Tidak hanya kepada orang yang berbeda agama saja, akan tetapi sikap moderat diterapkan juga kepada sesama umat Islam. Semangat multikultural yang terbuka, inklusif, dan toleran inilah yang saat ini dibutuhkan bangsa Indonesia.

Istilah Islam moderat memiliki padanan dengan istilah Arab “ummatan wasathan atau al-din al-wasath”. Umatan wasathan dalam surah Al-Baqarah:143 tersebut berarti “golongan atau agama tengah”. Islam moderat, dalam pengertian yang lazim kita kenal sekarang, adalah corak pemahaman Islam yang menolak cara-cara kekerasan yang dilakukan oleh kalangan lain yang menganut model Islam radikal. Pemikiran dan gerakan Islam yang memperjuangkan moderasi Islam  paling tidak memiliki sembilan prinsip yang melandasi Islam moderat, Al-Qur’an sebagai Kitab Terbuka, keadilan, kesetaraan, toleransi, pembebasan, kemanusiaan, pluralisme, sensitifitas dan non diskriminasi. Prinsip-prinsip ini sangat sejalan dengan LKLB yang memandang perbedaan adalah hal yang lumrah atau sunnatullah, bahkan perbedaan harus kita pandang sebagai modal untuk bisa bekerjasama.

Dalam lingkungan sekolah khususnya di MAN 2 Karanganyar, OSIS telah mempunyai peran dalam penguatan Islam moderat bagi siswa MAN 2 Karanganyar dengan mengadakan kegiatan yang dapat merangkul segala unsur perbedaan yang ada di madrasah. Seperti mengadakan pengajian dalam memperingati hari-hari besar Islam. Pengajian tersebut mengusung tema-tema yang dapat memupuk persatuan dan kesatuan dikalangan siswa MAN 2 Karanganyar bukan tema-tema yang hanya memihak kelompok-kelompok tertentu, sehingga meskipun berbeda-beda organisasi keagamaan yang diikuti, tidak tumbuh sikap radikal, intoleran dan sikap-sikap lain yang dapat merusak kerukunan.

Tidak hanya kegiatan yang bersifat keagamaan yang diadakan oleh OSIS, ada juga kegiatan yang bersifat sosial seperti bakti sosial atau ikut serta dalam kegiatan galang dana untuk korban bencana alam. Seperti bantuan untuk korban erupsi gunung Semeru atau Merapi yang belum lama terjadi. Kegiatan ini sangat berguna untuk meningkatkan rasa empati dan solidaritas siswa terhadap sesamanya tanpa membedakan segala jenis perbedaan yang ada. Karena sangat miris jika kita melihat di tubuh umat Islam sendiri masih sering terjadi pertentangan, bahkan saling caci di media sosial hanya karena perbedaan awal Ramadhan, perbedaan hari raya dan lain sebagainya. Sikap-sikap saling hujat inilah yang berusaha dihilangkan, agar dengan siapapun yang berbeda tidak ada rasa “paling benar” atau “paling hebat”. Hal ini sejalan dengan prinsip LKLB bahwa kita adalah saudara yang mengedepankan perdamaian. 

Selain itu ada juga kegiatan yang bersifat kompetisi, seperti class meeting yang biasanya diadakah setelah Penilaian Tengah Semester (PTS) atau Penilaian Akhir Semester (PAS). Kegiatan ini biasanya berupa lomba-lomba seperti lomba cerdas cermat, lomba qira’ah, lomba kebersihan kelas, lomba volly, futsal dan lain sebagainya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan dan kerjasama yang baik antar kelompok, melatih sikap menerima apabila memperoleh kekalahan, menerima kemenangan orang lain dengan lapang dada dan tidak sombong apabila mendapatkan kemenangan.

Kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh OSIS tersebut tentunya tidak bisa lepas dari dukungan pihak madrasah terutama para stakeholder dan guru yang bertugas sebagai pembina OSIS. Karena itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara pihak-pihak tersebut agar misi menanamkan sikap moderasi beragama di kalangan siswa MAN 2 Karanganyar bisa tercapai yang akhirnya bisa menciptakan lingkungan sekolah yang damai meskipun ada perbedaan. Karena kita tidak bisa mendapatkan kedamaian di dunia luar sampai kita berdamai dengan diri kita sendiri.

Peran berbagai pihak, salah satunya adalah OSIS, sangat penting untuk melakukan pengelolaan dalam kehidupan beragama agar tercipta sebuah kedamaian dan kerukunan di lingkungan sekolah yang nantinya akan terbawa ke masyarakat.

Profil Penulis

Amalia Hasanah

Alumni LKLB Angkatan 7
Kepala Laboratorium Agama MAN 2 Karanganyar, Jawa Tengah 

 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *